Kamis, 09 Desember 2010

Perwakilan Hati

Tiada habis....
Terisi kembali setelah tertumpah.
Tetesan demi tetesan terkesan melayang.
Apakah ia embun? ataukah hanya rintikan titik air mata?

Torehan pun telah melahirkan sebuah awal.
Tentang sebuah perjalanan yang tak berujung sebab belum dilalui.
Geram pun bukanlah rangkaian hakiki untuk menuju kebahagiaan.
Lalu kemanakah kedua kaki ini harus melangkah?

Apakah dia tahu bahwa malam diam-diam merangsek ingin memasuki pagi?
Hanya satu jawaban yang ku dapat.
Bisu.......
Hey, Aku bukanlah seorang lelaki yang tuli!!
Sengajakah pita suara itu memarau hingga kedap tiada irama?
Mana senandung itu?
Bukankah Kau selalu berpacu dengan ritme lagu itu?

Deras air jatuh...
Ya, Menderas Ia merintiki wajah sepi tanpa arti ini.
Tolong... Jangan tenggelamkan nafas kedalam mimpi..
Karena Kau juga tahu bahwa Aku masih disini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar