Senin, 08 Maret 2010

Elegi Buta Pagi

Hembus, Hembus dan Hembus…

Gemuruh nafas menyapa alam dipagi buta…

Alam membalas, menghembus nafas dingin getarkan kesadaran..

Menatap suasana pagi yang masih dipajang oleh hari..

Sunyi sesaat, namun berisik setelahnya…

Namun, semua seimbang.

Semesta telah menyelaraskan seluruh ketimpangan yang ada..

Sebab pada langit – langit bumi, nampak terang malam masih sedikit membentangkan senyuman disana..

Selain itu, ribuan kedip batuan angkasa belumlah melengser..

Menggauli butanya pagi dengan cerah pijarnya..

Hingga menenggelamkan sedikit kehitaman disekitarnya..

Mereka adalah saudara kecil bagi bulan.

Kehadirannya bukanlah untuk menyaingi, melainkan untuk menyandingi sang penguasa benderang sebelum siang hadir membelai alam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar